IKATAN
KIMIA
MAKALAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Nilai Plagirism Checker sebagai syarat kelulusan Pelatihan ICT 2018
Oleh:
Supyan
Sauri
1162080072
BANDUNG
2018
M/1440 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (makalah) dengan judul Ikatan
Kimia. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu dalam Pelatihan
ICT 2018.
Atas bimbingan Bapak/Ibu dosen maka
disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini
diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh nilai plagiarisme Checker sebagai syarat kelulusan Pelatihan ICT
2018.
Demikian
kata pengantar karya tulis ilmiah ini, penulis berharap semoga karya tulis
ilmiah ini lulus dalam pengecekan plagiarisme yang sudah ditentukan tingkat
similary dokumen makalahnya. Aamiin
Bandung
2018
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembentukan ikatan kimia: agar terjadi pencapaian kestabilan
suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah
elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah satu petunjuk dalam
pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu
golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Oleh karena itu, dalam pembentukan
ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur
gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2
(duplet, yaitu atom Helium).Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan
konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah
Aturan Oktet.(Sulistyani, 1993)
Dalam ikatan kimia berkembang teori ikatan yaitu teori ikatan valensi
atau Valence Bond Theori (VBT), teori orbital molekul atau Molecular Orbital
Theory (MOT) dan teori medan kristal atau Crystal Field Theory (CFT). Teori
ikatan valensi merupakan yang paling luas digunakan karena lebih mudah
diaplikasikan pada berbagai senyawa. Sementara MOT sering direpotkan oleh
persamaan persamaan gelombang dan simbul- simbul simetri orbital. Demikian juga
CFT hanya lazim digunakan untuk menjelaskan ikatan dalam senyawa koordinasi.
Teori ikatan ini akan diperkenalkan dan pokok bahasan ini dimulai dengan VBT.(Kemendiknas, 2013)
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan ikatan
kimia?
2.
Apa yang dimaksud dengan muatan
formal?
3.
Bagaimana menetukan geometri
molekul dalam suatu senyawa?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
ikatan kimia.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari
muatan formal.
3.
Untuk mengetahui cara menetukan
geometri molekul dalam suatu senyawa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ikatan Kimia
Ikatan kimia Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul
dengan cara sebagai berikut:
1.
atom yang 1 melepaskan elektron,
sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
2.
penggunaan bersama pasangan
elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
3.
penggunaan bersama pasangan
elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan.(Sulistyani, 1993)
B. Ikatan Kovalen
Walaupun konsep molekul telahdiperkenalkan sejak ke-17, tetapi
bagaimana dan mengapa molekul terbentuk baru bisa dimengerti para kimiawan pada
abad ke-20. Terobosan besar yang pertama datang dari Gilbert Lewis yang
mengajukan bahwa ikatan kimia melibatkan penggunaan elektron bersama-sama oleh
atom-atom yang berikatan.Lewis menggambarkan pembentukan ikatan pada molekul H2
sebagai:
H.+.H à H:H
Jenis pasangan elektron seperti ini adalah satu contoh dari ikatan
kovalen (covalent bond) ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama dua
elektron oleh dua atom. (Chang, 2004)
Senyawa-senyawa organik seperti gas metana dalam LNG (liquid natural
gas), ammonia (bahan kimia dalam mesin kulkas dan bahan baku pupuk), polivenil
klorida (PVC, bahan baku pipa plastik) merupakan contoh senyawa berikatan
kovalen. Ikatan kovalen biasanya dijelaskan dengan teori MOT dan VBT.(Kemendiknas, 2013)
MOT (Molecular Orbital Theory, atau teori orbital molekul) dapat
memberikan informasi yang lebih akurat pada molekul yang kecil dan sederhana
namun teori ikatan tersebut semakin sukar digunakan untuk menerangkan ikatan
pada molekul yang besar dan kompleks. Pada teori VBT dianggap bahwa elektron
yang berperan dalam pembentukan ikatan kimia ialah elektron valensi. Elektron
valensi atau elektron pada kulit.(Kemendiknas, 2013)
C. Keelektronegatifan
Kelektronegatifan merupakan ukuran kecenderungan sebuah atom untuk
menarik sepasang elektron ikatan. Keelektronegatifan biasanya diukur dalam
skala Pauling. Pada skala ini unsur paling elektronegatif, yaitu fluor harga
kelektronegatifannya 4,0. Fluor unsur non logam golongan halogen. Fluor paling
elektronegatif, artinya paling mudah menarik elektron, sehingga paling mudah
membentuk ion negatif. Semua unsur selain fluor, keelektronegatifannya kurang
dari 4,0.(Etna Rufianti, 2011)
Dalam suatu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan berkurang.
Sebagai contoh, unsur-unsur non logam halogen, fluor, F2, khlor, Cl2, brom,
Br2, yod, I2, dan astatium, At. Fluor paling elektronegatif, makin ke bawah
kulit bertambah, jari-jari atom bertambah, gaya tarik inti terhadap elektron
valensi makin lemah, berarti kemampuan inti menarik pasangan elektron makin
lemah pula.(Etna Rufianti, 2011)
Dalam periode dari kiri ke kanan dalam SPU, keelektronegatifan
cenderung makin besar, karena unsur-unsur seperiode memiliki jumlah kulit yang
sama, sedang gaya tarik inti terhadap elektron valensi makin kuat, jari-jari
makin kecil. Oleh sebab itu kemampuan menarik pasangan elektron ikatan makin ke
kanan makin besar, misal periode 2, yang terbesar adalah fluor.(Etna Rufianti, 2011)
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan
makin ke bawah makin kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Unsur-unsur yang
seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Akan tetapi perlu
diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena
sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar
berada pada golongan VIIA.(Gianto, 2009)
D. Muatan Formal
Muatan formal dapat didefinisihkan
sebagai muatan yang diberikan kepada atom dalam suatu molekul atau ion dengan
asumsi bahwa ikatan-ikatannya merupakan ikatan kovalen murni. Muatan formal
suatu atom dapat ditentukan dengan rumus :

FC = Formal Charge (Muatan Formal), S = Jumlah.(Kemendiknas, 2013)
E. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah jumlah energi yang diperlukan atau yang timbul
untuk memutuskan atau menggabungkan suatu ikatan kimia tertentu. Pada reaksi
eksoterm, besarnya energi yang timbul dari Penggabungan ikatan lebih besar
daripada energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan.(Sulistyani, 2007)
Molekul diatomik sederhana seperti HCl dan Cl2 hanya mempunyai satu
ikatan. Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam molekul itu
dinamakan energi ikatan. Sebenarnya energi ikatan berhubungan dengan perubahan
energi dalam zat, bukan perubahan entalpi. Namun perubahan energi dalam dapat
dianggap sama dengan DH.(Rufiati, 2011)
Energi ikatan HCl sebesar 431 kJ/mol, artinya untuk memutuskan 1 mol
ikatan HCl diperlukan 431 kJ atau untuk membentuk 1 mol ikatan HCl dilepaskan
kalor sebesar 431 kJ. Kalor pembentukan yang diperoleh melalui cara (1) sama
dengan yang diperoleh melalui cara (2). Sedikit perbedaan terjadi akibat
pembulatan angka pada tabel.(Rufiati, 2011)
F. Geometri Molekul
Untuk menentukan gemetri molekul
dapat ditentukan dengan teori:
1.
VSEPR
2.
Hibridisasi
3.
Orbital molekul
Hubungan VSEPR dengan domain electron
pada atom pusat (jumlah pasangan electron dan panjang ikatan pada atom pusat)
Domain electron = daerah gerak electron / daerah gerak pasangan electron
disekitar atom pusat. Domain electron dapat berupa:
a.
PEI dapat berupa à ikatan kovalen tunggal
à ikatan kovalen rangkap 2
à ikatan kovalen rangkap 3
à ikatan kovalen koordinasi
b.
PEB (pasangan electron bebas /
pasangan electron yang tidak dipakai untuk mengikat atom lain).
Teori à VSEPR (Valence shell electron pair repulsion / Tolakan pasangan
electron kulit valensi)
Tolakan PEB – PEB > PEB – PEI >
PEI -PEI (far Qim Iya, 2008)
Teori à Hibridisasi = penggabungan orbital-orbital yang memiliki tingkat
energy yang hampir sama.
Rumus VSEPR à AXmEn à nilai X ≥ 2
A =
atom pusat
X =
PEI
E =
PEB
m =
jumlah PEI
n =
jumlah PEB
m +
n = jumlah pasangan electron yang mengelilingi atom pusat = jumlah domain
elektron.
Ada 5 Bentuk Dasar Molekul berdasar domain elektron
Domain
electron 2 à linear à sp
Domain
electron 3 à trigonal planar à sp2
Domain
electron 4 à tetrahedral à sp3
Domain
electron 5 à trigonal bipiramida à sp3d
Domain
electron 6 à oktahedral à sp3d2. (far Qim Iya, 2008)
Tabel 1 Geometri Molekul
Domain Elektron
|
PEI
|
PEB
|
Rumus
VSEPR
|
Hibridisasi
|
Geometri molekul
|
Contoh
|
2
|
2
|
-
|
AX2
|
sp
|
Linear
|
BeF2 , CS2 , CO2 , BeCl2
, HCN ,
NO
|
1
|
1
|
AXE
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
3
|
-
|
AX3
|
sp2
|
Trigonal planar Segitiga
datar
|
SO3 , BF3 , BCl3 , NO3 -
, H2CO
|
2
|
1
|
AX2E
|
sp2
|
Bent = bengkok =
membentuk sudut = V shape
-
|
O3 , SO2 , OCl2 , OF2
|
|
1
|
2
|
AXE2
|
-
|
-
|
-
|
|
4
|
4
|
-
|
AX4
|
sp3
|
Tetrahedral
|
CH4 , CCl4 , CF4, SiF4
|
3
|
1
|
AX3E
|
sp3
|
Trigonal piramida
|
NH3 , PCl3, XeO3 , NF3,
PH3, ClFO2, ClF2O+
|
|
2
|
2
|
AX2E2
|
sp3
|
Bengkok, bentuk V
|
H2O , H2S, H2Se, OF2 ,
SF2, ClFO, I3 +
ClF2+
|
|
1
|
AXE3
|
-
|
-
|
-
|
||
5
|
5
|
-
|
AX5
|
sp3d
|
Trigonal bipiramida
|
PCl5 , PF5 , PBr5 , AsF5
, SOF4
|
4
|
1
|
AX4E
|
sp3d
|
See saw / jungkat-
jungkit
|
SF4 , XeO2F2 , IF4
+
|
|
3
|
2
|
AX3E2
|
sp3d
|
Bentuk T , T shape
|
ICl3 , IBr3 , IF3 , ClF3
|
|
2
|
3
|
AX2E3
|
sp3d
|
linear
|
XeF2 , I3-
|
|
6
|
6
|
-
|
AX6
|
Octahedral
|
SF6 , SCl6 ,
|
|
5
|
1
|
AX5E
|
Octahedral terdistorsi
|
IF5 , ICl5 , ClF5
|
||
4
|
2
|
AX4E2
|
Square planar / bujur
sangkar
|
XeF4 , XeCl4
|
Teori Valence-Shell Electron Pair Repulsion (VSEPR).
1.
Penggambaran bentuk molekul dengan
bantuan VSEPR didasari oleh penggambaran struktur Lewis sebagai model 2 dimensi
2.
Dalam teori VSEPR atom pusat akan
menempatkan secara relatif grup (bisa berupa atom atau pasangan elektron) pada
posisi tertentu
3.
Prinsip dasarnya: masing-masing
grup elektron valensi ditempatkan sejauh mungkin satu sama lain untuk meminimalkan
gaya tolakan.
4.
Ikatan rangkap memberikan gaya
tolakan lebih kuat dibanding ikatan tunggal
5.
Pasangan elektron sunyi juga
memberikan tolakan lebih kuat dibanding pasangan elektron berikatan
6. Notasi yang dipakai: A = atom pusat, X = atom sekitar yang berikatan dan E = grup elektron valensi yang tidak berikatan (sunyi).(far Qim Iya, 2008)
Gambar 1 Bentuk Molekul dengan 4 Grup
Elektron
|
Gambar 2 Bentuk Molekul dengan 2 dan 3
Grup Elektron
|
![]()
Gambar 3 Bentuk Molekul dengan 5
Grup Elektron
|
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul
dengan cara melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron
(serah terima elektron), penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari
masing-masing atom yang berikatan, dan penggunaan bersama pasangan elektron
yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan.
Muatan formal dapat didefinisihkan sebagai muatan yang diberikan kepada
atom dalam suatu molekul atau ion dengan asumsi bahwa ikatan-ikatannya
merupakan ikatan kovalen murni.
Untuk menentukan gemetri molekul dapat ditentukan dengan teori:
1.
VSEPR
2.
Hibridisasi
3.
Orbital molekul
B. Saran
Sebaiknya
pihak universitas memberikan materi lebih mendalami lagi pemahaman tentang
plagiarism karena materi ini merupakan materi dari salah satu yang perlu
diluluskan untuk mengikuti ujian komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. (2004). Kimia Dasar
Konsep-konsep Inti Edisi ketiga Jilid 1. (l. simarmata, Penyunt.)
Jakarta: Erlangga.
Etna Rufianti. (2011).
Keelektronegatifan Unsur, 1.
far Qim Iya. (2008). GEOMETRI MOLEKUL (BENTUK
MOLEKUL). Animal Genetics, 39(5), 561–563.
Gianto. (2009). SIFAT-SIFAT UMUM UNSUR DALAM SISTEM
PERIODIK.
Kemendiknas. (2013). Kompetensi Dasar SMA/MA, (January
2009).
Rufiati, E. (2011). Energi Ikatan, 1–6.
Sulistyani. (1993). Ikatan dan Struktur Molekul,
83–119.
Sulistyani. (2007). Termokimia. Journal of
Experimental Psychology: General, 136(1), 23–42.
Oleh: Supyan Sauri
Oleh: Supyan Sauri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar